Senin, 27 Desember 2021

Masih Manusia (?)

Tarian rapuh dipertunjukkan dalam ruang hening

Goyah kaki menelan tuntut, dipaksa lincah pada setiap geraknya

Lantunan nada pendamping, khas bersandiwara dibalik deru rintihan jiwa

Sesakkan dada pada makna haru nan pelik yang mengudara hampa

Bercengkerama dengan cermin, berkeliling mempertontonkan lemah diri

Ingin saja berhenti dan terduduk, bukan? 

Sudah lelah, peluh pun bersanding gema tawa mengerang perih

Ingin saja berhenti dan berdiam, bukan? 

Sudah bulat tekad, hentakkan kaki menghempas kail belenggu

Wajarkah jika ingin diri membuka pengap bising ekspektasi

Sekedar memberi jeda tuk melepas diri memeluk tenang

Sejenak saja, mengambil rehat tuk kembali bernafas 

Tuk sebentar saja, kembali mengingat diri. Sebagai Manusia.

Minggu, 26 Desember 2021

Pelik Rindu

Guratan tinta menorehkan rasa 
Pada dirinya yang tengah mengadu resah dan gelisah
Tidak hanya cukup tertulis pada lembaran kertas usang
Kala dimana mencari dan menemukan menjadi kesatuan sempurna
Ulasan balik kisah manis yang sempat membekas dalam ingatan
Nyatanya tak bisa sepenuhnya berlalu dalam benak di waktu kini
Kemana lagi harap yang terisak mengadu pada realita pikir akan segala kemungkinan
Bagaimana lagi tentang rindu yang coba dikurung dalam sekedar tanya kabar diri
Layangkan sajak sarat makna tuk alihkan debaran rindu tak berbalas
Hanya ini, cukupkan saja kali ini.
Seadanya tinta yang tersisa untuk merangkum pelik hati, menggumam ingin tuk bersua

Kamis, 25 Agustus 2016

Entah.

Seberapa jauh aku harus melarikan diri dari kenangan yang berakhir luka?
Seberapa lama aku harus memperdengarkan gelak tawa pada khalayak?
Seberapa besar aku harus meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja?
Seberapa mungkin aku akan terus berperan dalam dusta?
Sulit untuk mengatakan bahwa aku terluka. Aku sakit. Aku hancur.
Sulit untuk mengembalikan senyum yang kalah dengan deraian air mata.
Aku benci malam ini. Aku ingin melewatkannya.
Aku ingin melupakan ada hari ini, ada malam ini, ada perpisahan ini.
Aku tidak bisa menyanggah kakiku lagi. Rasanya lemas.
Tidak bisa mengendalikan detak jantungku. Detaknya terlalu cepat.
Jelas diiringi dengan rasa perih yang menusuk. Bukan berdebar.
Tidak usah bertahan hatiku. Pecah saja batinmu.
Luapkan saja sakit dan perihmu.
Biar saja waktu yang mengambil alih kapan luka mulai mengering.
Tidak perlu berpura-pura lagi. Menangis saja.

Katamu : Selesai

Aku menangis lagi. Ya, air mata mengalir kembali.
Setelah sekian lama, akhirnya ada goresan lagi dalam hati ini.
Katamu sudah selesai. Katamu cukup sampai disini.
Katamu, kita akhiri saja.
Lantas aku harus berkata apa?
Untuk setiap pertengkaran memiliki penutup.
Dan kali ini, katamu menjadi penutup.
Penutup sekaligus perpisahan untuk apa yang kita sebut cinta selama ini.
Mungkin lelah. Atau jenuh. Atau mungkin tidak memiliki alasan lagi untuk bertahan.
Otakku bekerja semalaman untuk memikirkannya.
Apa jawabnya?
Apa kebenarannya?
Oh. Aku lupa. Itu tidak lagi penting.
Informasi penting dalam otakku hanyalah katanya.
Katanya untuk selesai. Katanya untuk berhenti. Katanya untuk berakhir.
Tidak perlu bertanya dalam benak rapuh ini
Apa yang harus dilakukan.
Tentu, pergi. Berlalu dari hidupnya dan menghilang.
Terima kasih :)

Kamis, 14 Januari 2016

Aku Suka Kamu

Aku suka hujan.. rintik-rintiknya menghapus air matamu, digantikan dengan deraiannya 
Aku suka bau tanah di kala hujan.. kamu menghirupnya seperti kamu mendapatkan oksigen terbaik darinya 
Aku suka pantai.. Kamu bebas berlarian seperti anak kecil yang riang dan gembira 
Aku suka matahari terbenam di pantai.. potret keindahannya yang ku bagi denganmu meski tak berada di sisi 
Aku suka bintang.. matamu selalu berbinar ketika melihat benda kecil yang menetap di langit malam itu 
Aku suka hujan, aku suka bau tanah di kala hujan, aku suka pantai, aku suka matahari yang terbenam di pantai, aku suka bintang 
Aku suka segala hal yang membawaku pada mu, mengingatmu dalam lamunku dan mengenalmu dalam diamku 
Aku suka semua hal yang lekat denganmu 
Ya, aku suka kamu.. 
Mahakarya Tuhan yang di ijinkan untuk menemaniku di sisi 


- NTD -